Eksplorasi Ikatan Kimia Melalui Praktikum Sederhana: Gula, Garam, dan Minyak Bersama Kelas X KUK
Siswa kelas X KUK (Kelas Unggul Kedokteran) MA Al Azhar Asy-Syarif melakukan sebuah praktikum sederhana namun penuh makna untuk memahami perbedaan antara ikatan ion dan kovalen. Praktikum ini menggunakan bahan-bahan sehari-hari seperti gula, garam, dan minyak, serta alat sederhana seperti sendok logam dan sumber api.
- Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati sifat fisik senyawa berdasarkan jenis ikatannya, yaitu:
– Titik leleh
– Kelarutan dalam pelarut polar (air) dan nonpolar (minyak)
Melalui percobaan ini, siswa dapat menyimpulkan apakah suatu senyawa memiliki ikatan ionik atau kovalen.
- Langkah Praktikum
Siswa memanaskan sedikit garam dapur (NaCl) dan gula secara terpisah menggunakan sendok logam di atas api. Setelah itu, masing-masing zat dimasukkan ke dalam minyak goreng untuk melihat apakah larut. Siswa juga mencatat perubahan fisik yang terjadi selama pemanasan, seperti mencair atau tidaknya zat.
- Hasil Pengamatan
– Garam (NaCl): Tidak mencair saat dipanaskan dengan api kecil, dan tidak larut dalam minyak. Ini menunjukkan bahwa garam memiliki titik leleh tinggi dan bersifat polar/ionik, sehingga hanya larut dalam pelarut polar seperti air.
– Gula (sukrosa): Meleleh saat dipanaskan, menandakan titik leleh lebih rendah dibanding garam. Namun, tetap tidak larut dalam minyak, yang menunjukkan bahwa gula adalah senyawa kovalen polar, yang larut dalam air tetapi tidak dalam pelarut nonpolar.
– Minyak: Sebagai pelarut nonpolar, tidak melarutkan baik garam maupun gula.
- Kesimpulan Siswa
Dari praktikum ini, siswa X KUK menyimpulkan bahwa:
– Senyawa ionik (seperti garam) memiliki titik leleh tinggi dan larut dalam air, tetapi tidak larut dalam minyak.
– Senyawa kovalen polar (seperti gula) memiliki titik leleh lebih rendah, larut dalam air, tetapi juga tidak larut dalam minyak.
– Pelarut nonpolar (minyak) tidak mampu melarutkan zat polar atau ionik karena perbedaan polaritas.
- Refleksi Pembelajaran
Praktikum ini memperkuat konsep “like dissolves like” dalam kimia, serta menunjukkan hubungan antara struktur molekul, ikatan kimia, dan sifat fisik senyawa. Melalui eksperimen sederhana ini, siswa dapat membuktikan bahwa konsep teoretis bisa dibuktikan langsung melalui pengamatan nyata di laboratorium — bahkan dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di rumah.