Jilsat Itqan Perdana Di Tahun Ajaran 2025/2026: Melatih Ketekunan, Menjaga Mutu Hafalan, dan Menjadi Ladang Pahala
Deli Serdang – Sabtu, 13 September 2025 menjadi hari yang penuh makna di Jilsat Studio AAIBS. Dua santri Madrasah Aliyah AAIBS, Nafla Sofia Fatharani Rangkuti (kelas X KUK Hisab) dan Irfandi Abrar Manik (kelas XI KUK Al-Jazari), menorehkan capaian membanggakan dengan menyelesaikan Jilsat Itqan 4 Juz secara penuh dalam sekali duduk. Kegiatan ini sekaligus menjadi Jilsat Itqan perdana pada tahun ajaran ini dan menjadi ajang penting untuk menegaskan komitmen Al-Azhar (KNO) Asy-Syarif Sumatera Utara (AAIBS) –sekolah Islam terbaik di Sumatra Utara dengan predikat the real Azhari– dalam menjaga kualitas hafalan para santrinya.

Jilsat Itqan merupakan level tertinggi dalam penilaian hafalan tahfiz di AAIBS, di atas tasmi bulanan maupun tasmi akbar. Jika pada tasmi bulanan hanya membaca beberapa baris sambung ayat, maka pada Jilsat Itqan santri dituntut untuk membaca hafalan 4, 5, atau bahkan 6 juz sekaligus dalam sekali duduk, tanpa terputus. Hal ini membuat Jilsat Itqan bukan hanya sebagai ajang penilaian, namun juga menjadi wadah untuk melatih ketekunan, keteguhan hati, dan daya juang para santri AAIBS.
Pentingnya Jilsat Itqan untuk Mutu Pendidikan Islam
Koordinator Tahfiz AAIBS, Ustaz Zulfahmi Hasibuan, S.Pd.I., M.Pd., menjelaskan bahwa sebelum tampil, santri yang akan mengikuti Jilsat Itqan harus melewati proses gladi bersih dengan memurajaah terlebih dahulu hafalannya sebanyak satu hari satu juz penuh bersama penguji. Jika dinyatakan lulus, barulah santri diperkenankan mengikuti Jilsat Itqan.
“Peserta Jilsat Itqan ini adalah anak-anak pilihan. Mereka sudah melalui tahapan panjang dan terbukti mampu menjaga hafalannya. Jadi ini bukan hanya hafalan semata, tetapi juga penguatan mental, ketekunan, dan kualitas bacaan mereka,” jelasnya.

Beliau juga menekankan bahwa Jilsat Itqan bukan sekadar pencapaian pribadi, namun juga tentang motivasi bagi seluruh santri AAIBS,
“Kami berharap Jilsat Itqan ini menjadi pemicu semangat. Kalau ada kawannya yang sudah maju, maka yang lain pun akan terpacu untuk bisa tampil. Jika kawannya bisa, maka mereka pun pasti bisa, asalkan ada ikhtiar dan doa untuk sungguh-sungguh mengikuti Jilsat Itqan. Kami juga memberi reward berupa satu hari pulang ke rumah, sertifikat, dan selempang kebanggaan agar mereka semakin termotivasi.”

Performa Peserta dan Hasil Penilaian
Pada Jilsat Itqan kali ini, kedua peserta menunjukkan penampilan yang membanggakan. Ananda Nafla Sofia berhasil meraih predikat Mumtaz dengan nilai akhir 93. Adapun perincian penilaiannya adalah 94 untuk Juz 1, 90 untuk Juz 3, 93 untuk Juz 29, dan 92 untuk Juz 30. Sementara itu, Ananda Irfandi Abrar meraih predikat Jayyid Jiddan dengan perolehan nilai akhir sebesar 83. Adapun perincian penilaiannya adalah 94 untuk Juz 30, 91 untuk Juz 29, 91 untuk Juz 1, dan 50 untuk Juz 2.
Walaupun ada beberapa catatan perbaikan seperti makhraj huruf. Kaidah tajwid, kejelasan bacaan pada baris terakhir di kata tertentu, dan kelancaran dalam membacakan hafalannya, namun keduanya tetap dianggap berhasil melewati tantangan yang berat dan layak diapresiasi oleh para penguji dengan reward berupa kelulusan Jilsat Itqan 4 juz dengan masing-masing meraih predikat Mumtaz dan Jayid Jiddan.
Kesan Penguji dan Apresiasi
Kegiatan Jilsat Itqan 4 Juz kali ini diuji langsung oleh Ustazah Melani Putri, Lc. dan Syekh Khatib Mohamed Mohamed Ibrahim Elsayed (Mab’uts Al-Azhar Kairo), yang memberikan apresiasi tinggi kepada para peserta yang telah berani untuk memulai dan menyelesaikan Jilsat Itqan di kesempatan tersebut. Ustazah Melani mengungkapkan kebanggaannya, terutama pada penampilan Nafla yang mengawali jilsat dengan baik. Beliau menjelaskan bahwa makhraj huruf, tajwid, dan kelancarannya bisa dikatakan Mumtaz meski ada sedikit kekurangan yang harus diperbaiki.
“Harapan saya, anak-anak tidak hanya berhenti di jumlah hafalan yang banyak. Mereka harus bisa memurajaah, menjaga hafalan agar tetap kuat, dan tentu saja mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” pesannya.

Syekh Khatib juga memberikan motivasi kepada para peserta dengan mengingatkan keutamaan membaca Al-Qur’an. Menurutnya, sebagaimana hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam At-Tarmidzi dari sahabat Abdullah bin Mas’ud, bahwa setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca bernilai sepuluh kebaikan, sehingga membacakan empat juz sekaligus tentu menghadirkan pahala yang luar biasa. Ia menegaskan bahwa para penghafal Al-Qur’an memiliki kedudukan mulia dan akan menjadi sebab orang tua mereka masuk surga.
Suasana Haru dan Doa dari Orang Tua
Bagi para orang tua, mereka juga tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Bapak Albar dan Ibu Yeni, orang tua dari Ananda Nafla, menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan mereka karena anaknya telah berhasil menyelesaikan Jilsat Itqan dengan predikat Mumtaz. Mereka menilai bahwa kegiatan ini sangat penting untuk menguji sejauh mana kualitas hafalan para santri AAIBS. Mereka mengatakan bahwa ujian seperti ini membuat hafalan tidak hanya sekadar diingat, tetapi juga diuji kualitas tajwid dan ketepatan bacaannya.
“Walaupun tadi penuh perjuangan, ada nangis-nangisnya, ada capeknya, tapi alhamdulillah Nafla bisa menyelesaikannya sampai akhir,” ungkap mereka dengan penuh rasa haru.

Mereka juga berharap agar Ananda Nafla makin semangat untuk menambah hafalannya dan makin rajin mempelajari ilmu, termasuk yang terkandung di dalam Al-Qur’an.
“Acara seperti ini (Jilsat Itqan) bagus sekali, karena hafalan yang diuji bukan hanya dihafal tetapi benar-benar dipraktikkan sesuai tajwid. Mudah-mudahan dengan adanya acara seperti ini Ananda makin semangat untuk menambah hafalan dan belajarnya,” tambah mereka.
Ananda Nafla sendiri merasa bangga dengan dirinya yang bisa menyelesaikan Jilsat Itqan hingga tuntas dan mendapat predikat Mumtaz. Ia mengungkapkan bahwa tantangan terbesarnya adalah melawan rasa malas dan lelah dalam menghafal dan memurajaah hafalannya, Namun alhamdulillah, dengan doa dan usaha sungguh-sungguh, ia mampu melewatinya. Ia berpesan kepada teman-temannya agar mempersiapkan diri dengan matang sebelum mengikuti Jilsat Itqan.
“Persiapannya jangan buru-buru, harus bersungguh-sungguh supaya hasilnya maksimal,” ujarnya.

Ananda Nafla juga berharap di masa depan ia bisa mengikuti Jilsat Itqan dengan jumlah juz yang lebih banyak dari yang ia hafal dan setorkan pada kesempatan ini.
Relevansi dengan Kualitas Pendidikan Islam di AAIBS
Kegiatan seperti Jilsat Itqan merupakan kegiatan yang menjadi cerminan akan kualitas pendidikan Islam di AAIBS. Melalui kegiatan ini, AAIBS memastikan bahwa pendidikan tahfiz yang diberikan tidak berhenti pada kuantitas hafalannya saja, melainkan juga pada mutu bacaan, ketepatan makhraj, dan penerapan tajwid dalam bacaannya. Hal tersebut tentunya selaras dengan visi AAIBS AAIBS –sekolah Islam terbaik di Sumatra Utara dengan predikat the real Azhari– untuk melahirkan generasi Qur’ani yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing global.
Jilsat Itqan juga memberikan motivasi bagi santri lain yang belum tampil. Ustaz Zulfahmi menegaskan bahwa ketika ada teman yang sudah tampil, santri lain biasanya akan lebih bersemangat. Reward yang diberikan seperti kesempatan pulang dan sertifikat membuat mereka makin bangga dan ingin mengulang prestasi tersebut. Dari sisi spiritual, manfaat Jilsat Itqan juga sangat besar. Syekh Khatib mengingatkan bahwa pahala yang diperoleh tidak terhitung jumlahnya. Ini menjadi dorongan bagi santri untuk terus mendalami Al-Qur’an, menjaga hafalannya, dan menjadikannya bekal di dunia dan akhirat.

Kegiatan Jilsat Itqan di AAIBS bukan sekadar agenda rutin, namun juga sebagai momentum penting untuk menguji kualitas hafalan, menanamkan ketekunan, dan memperkuat karakter santri. Dukungan penuh dari guru, orang tua, dan penguji menjadikan acara ini sarana pendidikan yang utuh – memadukan ilmu, iman, dan akhlak.
Dengan model pendidikan seperti ini, AAIBS –sekolah Islam terbaik di Sumatra Utara dengan predikat the real Azhari– makin menegaskan dirinya sebagai sekolah Islam yang tidak hanya mengejar prestasi akademik, namun juga mempersiapkan generasi yang mampu menjaga Al-Qur’an, mempraktikkannya dalam kehidupan, dan siap menghadapi tantangan zaman. Jilsat Itqan pun menjadi salah satu bukti nyata bahwa pendidikan Islam berkualitas dapat melahirkan generasi yang cerdas, berakhlak, dan berdaya saing global.
